TIMESINDONESIA, SURABAYA – Ekosistem alat kesehatan (alkes) Indonesia yang terdiri dari akademisi, perusahaan rintisan, produsen alkes, produsen komponen, distributor alkes, perusahaan principal Penanaman Modal Asing (PMA), lab uji alkes, layanan purna jual alkes, konsultan alkes (teknis, uji klinis dan hukum) serta kontributor ekosistem alkes lainnya, telah bersatu dalam suatu organisasi yang disebut Himpunan Pengembangan Ekosistem Alkes Indonesia (HIPELKI).
“HIPELKI dibentuk sebagai jawaban dari kesenjangan yang belum sepenuhnya terjembatani di antara unsur-unsur ekosistem alkes, khususnya akademisi dan pengusaha alkes,” ujar Ketua Umum HIPELKI, dr. Randy H. Teguh, MM dalam keterangan, Kamis (30/11/2023).
Organisasi ini resmi berdiri pada 21 November 2023 kemarin. Randy menjelaskan lebih jauh, bahwa sejak dimulainya Pandemi Covid-19, pemerintah, khususnya Kementerian Kesehatan RI, terus mendorong ketahanan dan kemandirian alkes, khususnya kolaborasi antara akademisi dan dunia usaha alkes.
Meskipun telah banyak mengalami kemajuan, upaya kolaborasi ini belum cukup cepat karena besarnya kesenjangan yang terjadi antara akademisi dan dunia usaha alkes.
“Bila pencapaian yang telah terjadi tidak terus ditingkatkan, maka kami khawatir bahwa kemandirian yang sesungguhnya tidak akan pernah terjadi dan bangsa Indonesia akan selamanya tergantung kepada teknologi, komponen dan bahan baku alkes impor,” tandasnya.
Saat ini, anggota HIPELKI lebih banyak terdiri dari perusahaan berskala kecil dan menengah, khususnya perusahaan rintisan.
“Perusahaan-perusahaan ini harus mendapatkan perhatian khusus, karena telah terbukti bahwa Usaha Kecil dan Menengah (UKM) telah menjadi tulang punggung ekonomi rakyat, khususnya selama masa Pandemi Covid-19,” jelasnya.
Randy menggarisbawahi, bahwa pembentukan HIPELKI merupakan tindakan yang berani untuk menyatukan unsur-unsur ekosistem yang memiliki karakter sangat berbeda, baik dari jenis maupun skala usahanya.
“Tindakan yang berani ini kami ambil karena kami meyakini bahwa penyatuan visi misi dan pembentukan ekosistem akan lebih cepat tercapai bila unsur-unsur ekosistem bersatu dalam satu organisasi yang memiliki visi dan misi yang sama,” ungkap Randy.
Dengan adanya HIPELKI, kata dia, pemerintah juga akan sangat terbantu karena tidak perlu menjangkau unsur-unsur pembentuk ekosistem satu demi satu, serta lebih mudah mendapatkan dukungan untuk bergerak dengan program-program kemandirian dan ketahanan alkes.
“Kami berharap agar HIPELKI dapat berkontribusi secara positif untuk dalam kemandirian dan ketahanan alkes, melalui program-program yang bermanfaat bagi seluruh ekosistem alkes serta mendukung Pemerintah untuk bergerak lebih cepat,” ujar Randy. (d)
