Jakarta, 14 April 2025 – Himpunan Pengusaha Layanan Kesehatan Indonesia (HIPELKI) menyerahkan donasi kemanusiaan kepada Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) untuk Myanmar guna membantu korban bencana gempa bumi yang mengguncang wilayah tersebut pada 28 Maret 2025.
Prosesi serah terima donasi dilakukan oleh Ketua Umum HIPELKI, dr. Randy H. Teguh, MM kepada Bapak Arvinanto Soeriaatmadja selaku Koordinator Fungsi Ekonomi KBRI Yangon. Acara berlangsung di Kantor Sekretariat HIPELKI, Gedung The Kensington Office Tower Lantai 7, Kelapa Gading, Jakarta Utara.
Donasi yang berhasil dihimpun dari anggota HIPELKI mencapai Rp26.500.000 dan akan digunakan untuk membantu pemenuhan kebutuhan alat kesehatan (alkes) yang sangat terbatas di Myanmar, baik sebelum maupun pascabencana. Dr. Randy menyatakan bahwa dukungan ini merupakan bentuk solidaritas terhadap saudara-saudara di kawasan ASEAN yang sedang menghadapi musibah besar.“Bantuan ini adalah wujud solidaritas dari para anggota HIPELKI terhadap saudara-saudara kita di Myanmar yang sedang berjuang pulih dari bencana. Kebutuhan alat kesehatan sangat mendesak, dan kami berharap bantuan ini bisa segera sampai ke rumah sakit-rumah sakit yang membutuhkan,” ujar dr. Randy.
KBRI Yangon menyampaikan apresiasi atas inisiatif ini, dan siap memfasilitasi proses penyaluran bantuan, termasuk menghadapi tantangan seperti perbedaan kurs dan distribusi logistik ke daerah terdampak.
Sebelumnya, HIPELKI juga telah menyalurkan bantuan dalam bentuk alat-alat kesehatan dengan nilai setara Rp 112.260.000. Bantuan tersebut disalurkan melalui Kementerian Kesehatan pada Rabu, 2 April 2025.
Gempa bumi dengan magnitudo 7,7 yang melanda Myanmar pada akhir Maret lalu telah menyebabkan kerusakan besar. Bahkan hingga sehari sebelum penyerahan donasi, masih terjadi gempa susulan dengan magnitudo 5,6 pada 13 April 2025, yang semakin memperparah kondisi.
Donasi ini diharapkan dapat meringankan beban masyarakat Myanmar yang terdampak, sekaligus memperkuat solidaritas dan kerja sama antarnegara ASEAN di tengah situasi darurat kemanusiaan.
