KBRN, Jakarta: Antisipasi kecenderungan teknologi dan bahan baku alat kesehatan (alkes) impor, pelaku alkes membentuk sebuah himpunan. Himpunan ini bertujuan untuk mendukung Usaha Kecil Menengah (UKM) alkes di Indonesia.

“Bila pencapaian yang telah terjadi tidak terus ditingkatkan, maka kami khawatir bahwa kemandirian yang sesungguhnya tidak akan pernah terjadi. Indonesia akan selamanya tergantung kepada teknologi, komponen dan bahan baku alkes impor,” kata Ketua Umum HIPELKI, dr. Randy H Teguh lewat keterangannya, Sabtu (2/12/2023).

Meskipun telah banyak mengalami kemajuan, upaya kolaborasi ini belum cukup cepat karena besarnya kesenjangan yang terjadi antara akademisi dan dunia usaha alkes. Untuk itu pihaknya membentuk kolaborasi antara akademisi dan dunia usaha alkes.

Salah satunya membentuk Himpunan Pengembangan Ekosistem Alkes Indonesia (HIPELKI). Randy menjelaskan lebih jauh, bahwa sejak dimulainya Pandemi Covid-19, pemerintah, khususnya Kementerian Kesehatan RI, terus mendorong ketahanan dan kemandirian alkes.

Saat ini, anggota HIPELKI lebih banyak terdiri dari perusahaan berskala kecil dan menengah, khususnya perusahaan rintisan. Menurutnya, perusahaan ini harus mendapatkan perhatian khusus.

“Karena telah terbukti bahwa Usaha Kecil dan Menengah (UKM) telah menjadi tulang punggung ekonomi rakyat. Khususnya selama masa Pandemi Covid-19,” ucapnya.

Dengan adanya HIPELKI, kata dia, pemerintah akan terbantu karena tidak perlu menjangkau unsur-unsur pembentuk ekosistem satu demi satu. Serta lebih mudah mendapatkan dukungan untuk bergerak dengan program-program kemandirian dan ketahanan alkes.

“Kami berharap agar HIPELKI dapat berkontribusi secara positif untuk dalam kemandirian dan ketahanan alkes. Melalui program-program yang bermanfaat bagi seluruh ekosistem alkes serta mendukung Pemerintah untuk bergerak lebih cepat,” ujarnya.

Sumber : https://www.rri.co.id/kesehatan/466671/pelaku-alkes-dorong-ukm-antisipasi-kecenderungan-teknologi